☆☆ ========= ♥♥ Welcome to My Blog ♥♥ ======== ☆☆ ☆☆ == Thank You for visiting == ☆☆ ♥♥ Anna br Butar ♥♥: Materi Pendukung Skripsiku -->

Laman

Mei 02, 2011

Materi Pendukung Skripsiku

ACCELERATED LEARNING





PENGERTIAN ACCELERATED LEARNING

Accelerated artinya dipercepat dan learning artinya pembelajaran. Jadi, the accelerated learning artinya pembelajaran yang dipercepat. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan. Pemilik konsep ini, Dave Meier, menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan somatic, auditory, visual dan intellectual (SAVI). Somatic dimaksudkan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalah learning by talking and bearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan menggambarkan). Intellectual maksudnya adalah learning by problem solving and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi).

A. Metode Pendekatan SAVI
1. Somatic ( Somatis )
Somatis berarti bangkit dari tempat duduk anda dan bertindak aktif secara fisik selama proses belajar. Terlalu lama duduk di depan computer sama akibatnya dengan terlalu lama duduk di depan guru / dosen – ysitu menumpulkan otak. Berdiri dan bergerak kasana – kemari meningkatkan sirkulasi dalam tubuh dan, oleh karena itu, mendatangkan energi segar ke dalam otak.
Contoh gagasan – gagasan belajar somatis :
1. Mendapatkan kembali printout (hasil informasi computer),
2. Perburuan,
3. Menciptakan pictogram,
4. Menciptakan bantuan kerja,
5. Kartu pertanyaan,
6. Manipulatif,
7. Papan permainan,
8. Memerankan
9. Pemberi kekuatan Fisik,
10. Tinjauan walkman,
11. Wawancara pribadi,
12. Pengamatan pribadi.

2. Auditory ( Auditori)

Pembelajar auditori adalah belajar paling baik jika mereka mendengar dan mengucapkan kata – kata. Program pelatihan berdasarkan computer yang paling mahal tidak akan ada manfaatnya jika tidak dapat mengajak pembelajar mendengarkan dan berbicara serta berfikir selam proses belajar.
Contoh – contoh auditori :
1. Pengenalan audio,
2. Dialog pembelajar,
3. Parafrase auditori,
4. membaca keras – keras
5. Kaset Tanya / jawab,
6. Wawancara,
7. Pengingat auditori,
8. berpikir dengan lantang.

3. Visual

Ketajaman penglihatan setiap orng kuat, ini disebabkan oleh pikiran manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata. Citra, karena konkret, mudah untuk diingat. Kata, karena abstrak, jauh lebih sulit untuk disimpan. Dengan membuat yang visual paling tidk sejajar dengan yang verbal, anda dapat membantu pembelajar untuk belajar lebih cepat dan lebih baik.
Contoh gagasan – gagasan visual :
1. Bahas gambar,
2. Grafik,
3. Cerita,
4. Video,
5. Pengamatan dunia nyata,
6. Kreasi pictogram,
7. Kreasi model.

4. Intellectual ( Intelektual )

Belajar bukanlah menyimpan informasi, melainkan menciptakan makna, pengetahuan, dan nilai yang dapat dipraktekkan oleh pikiran pembelajar. Menciptakan pengetahuan, dan bukan menyimpan informasi, seharusnya merupakan salah satu tujuan utama semua program belajar.
Contoh gagasan – gagasan pengembangan intelektual :
1. Perolehan informasi,
2. Pemecahan masalah,
3. Pembuatan model,
4. Penyusuanan tes,
5. Citraan mental,
6. Penyusunan pertanyaan.

Beberapa asumsi pokok yang dibutuhkan orang untuk mengoptimalkan pembelajaran mereka adalah pertama, lingkungan belajar yang positif. Orang dapat belajar paling baik dalam lingkungan fisik, emosi, dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang tenang sekaligus menggugah semangat. Adanya rasa keutuhan, keamanan, minat, dan kegembiraan sangat penting untuk mengoptimalkan pembelajaran manusia. Kedua, keterlibatan pebelajar. Orang dapat belajar paling baik jika dia terlibat secara penuh dan aktif serta mengambil tanggung jawab penuh atas usaha belajarnya sendiri. Belajar bukanlah sejenis olahraga untuk ditonton, melainkan menuntut peran serta semua pihak. Ketiga, kerjasama diantara pebelajar.

Orang biasanya belajar paling baik dalam lingkungan kerja sama. Semua cara belajar cenderung bersifat social sementara cara belajar tradisional menekankan persaingan di antara individu-individu yang terpisah, Accelerated Learning menekankan kerja sama di antara pebelajar dalam suatu komunitas belajar. Keempat, untuk semua gaya belajar. Orang dapat belajar paling baik jika dia mempunyai banyak variasi pilihan belajar yang memungkinkannya untuk memanfaaatkan seluruh inderanya dan menerapkan gaya belajar yang disukainya.

Accelerated Learning menganggapnya sebagai jamuan prasmanan yang dipusatkan pada pebelajar dan ditujukan untuk mencapai hasil. Kelima, belajar kontekstual. Orang dapat belajar paling baik dalam konteks. Fakta dan keterampilan yang dipelajari secara terpisah itu sulit disertap dan cenderung cepat menguap. Belajar yang paling baik bisa dilakukan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penyelaman ke “dunia-nyata” terus menerus, umpan balik, perenungan, evaluasi dan penyelaman kembali.

Untuk mendapatkan manfaat optimal dari penggunaan Accelerated Learning, sangat penting untuk memahami dengan benar prinsip-prinsip yang melandasinya. Karena Accelerated Learning tidak akan memberikan manfaat kepada mereka yang memisahkan metode-metodenya dari fondasi ideologisnya, yang menganggap Accelerated Learning semata-mata sebagai “teknik” kreatif dengan mengabaikan prinsip-prinsip yang mendasari teknik tersebut.

Adapun prinsip-prinsip dasar dari Accelerated Learning adalah sebagai berikut:
(1) belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.. Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar, rasional, memakai “otak kiri”, dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.

(2) belajar adalah berkreasi bukan mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pebelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pebelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pebelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam system otak/tubuh secara menyeluruh.

(3) kerja sama membantu proses belajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-lawan daripada yang kita pelajari dengan cara lain mana pun. Persaingan di antara pebelajar memperlambat pembelajaran. Kerja sama di antara mereka mempecepatnya. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya daripada beberapa indivisu yang belajar sendiri-sendiri.

(4) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu semata linear, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indera, jalan dalam sistem total otak/tubuh seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah professor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia ditantang untuk melakukan banyak hal sekaligus.

(5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi, cara menjual dengan menjual, dan cara memperhatikan kebutuhan konsumen dengan memperhatikan kebutuhannya. Pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru yang jauh lebih baik daripada sesuatu yang hipotetis dan abstrak - asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung dan menerjunkan diri kembali.

(6) emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana murah tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai, dan menarik hati.

(7) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis. Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata. Gambar konkret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan daripada abstraksi verbal. Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis gambar konkret akan membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat dipelajari dan lebih mudah diingat (Dave Meier, 2002).

Bobby DePorter menganggap accelerated learning dapat memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan misalnya hiburan, permaianan, warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.

Pembelajaran ala Accelerated adalah teknik belajar cepat ingat/bisa banyak. Accelerated Learning yang adalah revolusi training, merupakan cara belajar dengan cara berkreasi bukan mengkonsumsi. Metode ini menggunakan pendekatan whole-brain learning, belajar dengan keseimbangan dua belah otak.Accelerated Learning sebagai salah satu teknik yang digunakan di dalam Quantum Learning bertujuan untuk menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pebelajar, membuat belajar menjadi menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, dan memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi, dan keberhasilan mereka sebagai manusia. (Dave Meier, 2002).

Tidak ada komentar: